Rabu, 28 Januari 2015

Kisah Haru Ustadz Yusuf Mansur Tentang Rani Sebelum Jalani Hukuman Mati

Diambil dari FB One Day One Juz, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dan saya terutama dalam meniti kehidupan di dunia ini.

Kisah Haru Ustadz Yusuf Mansur Tentang Rani Sebelum Jalani Hukuman Mati

Ustadz Yusuf Mansur punya kisah mengharukan tentang Rani Andriani alias Mellisa Aprilia (39), terpidana yang harus menjalani eksekusi hukuman mati pada 18 Januari 2015. Kisah itu ditulis sang ustad di akun Twitternya @Yusuf_Mansur, pada Senin (26/1/2015).

Rani harus menjalani eksekusi hukuman mati setelah divonis lewat putusan pertama di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang pada pertengahan Agustus 2000 silam atas kasus narkotika. Langkah hukum sampai dengan tingkat kasasi yang dilakukannya tidak membuahkan hasil. Begitu juga dengan grasi yang diajukannya karena ditolak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berikut kisah mengharukan yang dikicaukan Ustad Yusuf Mansur sebelum Rani yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Tangerang mengakhiri hidupnya dengan eksekusi mati pada hari Minggu, 18 Januari 2015 kemarin:

1. Kehidupan seseorang & akhir kehidupannya, ga ada yg bs menebak&ketebak. Airmata ini menetes, mengetahui kisah Rani.

2. Saya malam ini nyesel & nyesek dada ini. Tgl 13 Desember sore, 2014, mestinya saya bisa ketemu Rani. Tp takdir Allah, ga bisa.

3. Istri saya, Ustadz Jameel, Ustadz Kupmin, Pak Heri, guru rampak beduk, & keseniannya Rani, yg beruntung bs ketemu Rani.

4. Rani, &sjumlah kwn2 dari LP Tangerang diizinkan Kalapas, u silaturahim&performance Rampak Beduk di Pesantren DQ.

5. Istri saya di keesokan harinya cerita, ttg bagaimana bagus & semangatnya mereka.

5b. "Cantik2. Ceria2. Ga keliatan kalo beliau2 itu penghuni LP. & Slh 1nya, kena hukuman mati," cerita istri saya saat itu.

6. "Penampilan, senyuman, mereka, biasa banget Pah," kata istri saya lagi. Saya lalu liat2 foto2 & rekamam video di gadget istri.

7. Itulah sepenggal dialog di 13-14 Desember. Dan saya menyesali bangeeeeeettt, knp lalai, ga bs memenuhi permintaan Rani.

8. Rani, mdh2an bnr demikian, adalah hanya kurir. "Korban" sebenernya. Dari cerita panjang narkoba. Konon, bukan bandarnya.

9. Tapi apapun, Rani tlah melewatinya dg pertaubatan. Saat dieksekusi, Rani dlm keadaan puasa.

10. Rani, melewati malam2nya dengan shalat malam. Hari2 tdk tinggal shalat fardhu. KH. Hasan Makarim dkk bnyk mmbimbing bliau.

11. Pak Heri, slh 1 guru di DQ, jg guru anak2 saya di rumah, adlh jg guru kesenian Rampak Beduk, Rebana, & Shalawat Rani dkk di Lapas.

12. Tgl 13 itulah Rani dkk setelah belajar Rampak Beduk, &rebana, lalu tampil di Pesantren Daqu. Memukau semua hadirin.

13. Hingga kemudian tersiarlah berita. Bhw keputusan tembak mati, sdh tdk bs lg ditawar. Itu buat Rani, Keputusan Allah semata.

14. Kwn2 di Lapas, dkknya menyaksikan bhw Rani sdh siap dg Takdir-Nya. Ia bersiap dengan menjalani puasa.

15. "6 orang yg ditembak, yg senyum, & darahnya sangat sedikit, ya cuma Rani..." Yaaa Allah, saya nangis...

16. Saya kontan lsg ajak istri&anak2 saya mendoakan beliau, agar beliau bnr husnul khatimah. &diampuni sgl dosa sprti prmintaannya.

17. Saya pun mendoakan Indonesia, &dunia, bersama istri&anak2 saya yg mendengar cerita ini.

18. Narkoba, jg minum2an keras, sdh memisahkan ayah dari istri&anak2nya. Memisahkan seorang ibu, dari suami&anak2nya.

19. Narkoba, sdh memisahkan kakak dari adik2nya. Adik, dari kakak2nya. Kawan, dari kawan2nya.

20. Narkoba&minum2an keras, bahkan sering jg merenggut, dg izin Allah, orang2 tak berdosa lainnya. Entah krn ketabrak dia, dll.

21. Lihatlah kesedihan keluarga yg ditinggalkan oleh sedikitnya 3 pengendara motor yg tewas. Barangkali di antara mereka...

22. Barangkali di antara 3 pengendara mtr ini, ada yg pengantin baru, ada yg baru punya bayi, atau istrinya baru hamil. Yaa Allah...

23. Tidak trhitung kasus2 akibat Narkoba, minum2an keras... Menyisakan kepedihan&kesedihan. Doa qt smua u keselamatan smua.

24. Rani, wafat dlm keadaan tersenyum. Tembakan para eksekutor, mengantarnya dg damai menemui Sang Khaliq.

25. Vonis akhir, memang bukan milik kita. Tp milik Allah. Biarlah penilaian menjadi Milik Allah, & Rahasia Allah.

26. Rani meminta al Qur'an, & terjemahan. Tapi inilah yang membuat saya begitu nyesel&nyesek.

27. Hingga Rani sdh ditembak regu tembak, barulah saya menyadari. Bahwa yg meminta al Qur'an & terjemahannya, adlh dia... Rani.

28. Yaa Allah... Cukuplah TEGURAN-MU untuk kami. Jangan sampe ada Rani2 yg lain di negeri ini, & di manapun.

29. Semua tembakan diarahkan ke jantung Rani, & 5 terhukum mati lainnya. Tapi sungguh Allah sudah menyayangi Rani. Doa qt u Rani.

30. Smntr, yg pnjahat ssungguhnya, qt minta Allah mngampuni&mrahmati mereka, &jg qt. &Menyelamatkan qt, anak2&klg qt dari mereka.

31. Smg pula Allah mmberi kekuatan buat Presiden&Pemerintah smua, jg qt, u melindungi bangsa ini, dari sgl kerusakan moral.

32. Saya blg ke istri, qt cari ayah ibunya Rani. Qt cari keluarganya Rani. Biar Rani tersenyum di alam sana.

33. Rani, yg sejak peristiwa itu, lalu meniti jalan pertaubatan nasuha... Bs jd bahkan lbh baik dari saya, qt smua.

34. Kesaksian orang banyak, &foto2, memang tdk akan menjamin apa2. Tp setidaknya, senyuman Rani, & keadaannya yg sdg puasa...

35. ... Membuat qt seharusnya bertanya, apakah keadaan wafat qt kelak, lbh baik dari Rani? Jawablah dg niat mngubah&mmperbaiki diri.

36. Mhn sejenak kwn2 mendoakan Rani, &smuanya. Ya. Semuanya. Agar Allah berikan kebaikan buat siapapun dari Hamba2Nya. Salam.

37. Meski terlambat, al Qur'an yg ada terjemahannya, akan saya berikan ke ayah/ibunya Rani. Smg Allah sampaikan berita ini ke Rani.

38. Oke. Yuk wudhu. Kita baca al Mulk&istighfar. Sempetin shalat witir skrng aja. Sblm tidur. Mdh2an Allah trm qt dlm keadaan Ridho.

sumber: kabar 24

Tidak ada komentar: